Tahun baru 2011 dibuka The Changcuters dengan membuat gebrakan. Selain meluncurkan single terbaru berjudul Parampampam, mereka juga mengejutkan para ChangcutRangers (sebutan untuk penggemar The Changcuters) dengan gaya berpakaian yang berbeda.
Yap, mereka melepaskan segala atribut fashion terdahulu yang sudah melekat di diri band yang digawangi Tria (vokal), Qibil (backing vocal dan gitar), Alda (gitar), Dipa (bass), dan Erick (drum) ini. Atribut yang ditinggalkan tersebut di antaranya celana ketat dan jaket kulit. Selain itu, mereka juga tampil tanpa rambut disasak.
“Kami ingin menciptakan gaya baru dalam berpenampilan, karena kami tidak ingin dikenal dengan celana ketat, tapi kami ingin dikenal sebagai band yang fashionable,” ujar Tria memperlihatkan pakaian ala era 20-an dengan celana bahan yang longgar, dasi kupu-kupu, dan topi yang dipakainya.
Untuk urusan ide fashion, seluruh awak band mengakui kalau Qibil adalah jagoannya. “Inspirasinya dari tren fashion tahun 1920 – 1950an. Kalau dari film sih, ya Public Enemies-nya Johnny Depp, deh,” jelas Qibil ketika ditemui di acara peluncuran single terbaru mereka di Harum Manis Restaurant, Jakarta pada Rabu 12 Januari 2011.
“Makanya personel Changcuters belum punya apa-apa sampai sekarang, uang hasil manggung selalu habis buat bikin kostum. Hahaha…,” celetuk Tria sambil terkekeh.
Walaupun penampilan berubah, namun warna musik band asal Bandung ini tetap mempertahankan ciri khasnya. “Gaya bermusik kami ya memang sudah seperti ini, tapi kami ingin selalu menciptakan keunikan dalam lagu-lagu kami, seperti yang tertuang dalam single pertama kami, Parampampam. Ada pesan moral di akhir lagu yang mengajak para pendengar untuk belajar bahasa Inggris,” pungkas kekasih Tyas Mirasih ini.
Yap, mereka melepaskan segala atribut fashion terdahulu yang sudah melekat di diri band yang digawangi Tria (vokal), Qibil (backing vocal dan gitar), Alda (gitar), Dipa (bass), dan Erick (drum) ini. Atribut yang ditinggalkan tersebut di antaranya celana ketat dan jaket kulit. Selain itu, mereka juga tampil tanpa rambut disasak.
“Kami ingin menciptakan gaya baru dalam berpenampilan, karena kami tidak ingin dikenal dengan celana ketat, tapi kami ingin dikenal sebagai band yang fashionable,” ujar Tria memperlihatkan pakaian ala era 20-an dengan celana bahan yang longgar, dasi kupu-kupu, dan topi yang dipakainya.
Untuk urusan ide fashion, seluruh awak band mengakui kalau Qibil adalah jagoannya. “Inspirasinya dari tren fashion tahun 1920 – 1950an. Kalau dari film sih, ya Public Enemies-nya Johnny Depp, deh,” jelas Qibil ketika ditemui di acara peluncuran single terbaru mereka di Harum Manis Restaurant, Jakarta pada Rabu 12 Januari 2011.
“Makanya personel Changcuters belum punya apa-apa sampai sekarang, uang hasil manggung selalu habis buat bikin kostum. Hahaha…,” celetuk Tria sambil terkekeh.
Walaupun penampilan berubah, namun warna musik band asal Bandung ini tetap mempertahankan ciri khasnya. “Gaya bermusik kami ya memang sudah seperti ini, tapi kami ingin selalu menciptakan keunikan dalam lagu-lagu kami, seperti yang tertuang dalam single pertama kami, Parampampam. Ada pesan moral di akhir lagu yang mengajak para pendengar untuk belajar bahasa Inggris,” pungkas kekasih Tyas Mirasih ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar